“Baby I love you, I need you lalalalala”
Sepasang earphone terpasang di kedua telinga Kiana. Suaranya terdengar pelan, bernyanyi dan menikmati alunan musik. Andre menatap wajah Kiana dan ikut ia pun tersenyum bahagia melihatnya, perasaan yang datang untuk pertama kalinya didalam hidup Andre.
“Kiana, lu tu cewek teraneh yang bisa buat gue suka banget sama lu” gumam Andre dalam hatinya.
Setelah beberapa menit akhirnya bus berhenti dihalte. Kiana langsung turun dari bus, dan melepas earphone di telinganya dan berjalan dipinggir toko-toko pasar.
“Kiana!” panggil Andre.
“Iya” Kiana menoleh kearah Andre “Mau ikut cari buku?” Andre mengekor dibelakang Kia.
“Cari buku fisika?” Andre mengangkat alisnya sebelah.
“Enggak” jawab singkat Kiana dan Andre menyamakan langkah.
“Terus?” Tanya Andre penuh penasaran.
“Cari buku novel terbaru aja, tapi kalo ada buku fisika yang menarik perhatian juga boleh hehe” Kiana terkekeh dan melirik pada Andre sambil tersenyum tipis.
“Aneh, tadi bilang mau cari buku fisika saat udah sampai sini mau cari buku novel” Andry menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
Saat melihat rak paling ujung Kiana langsung menarik tangan Andre, untuk mengajaknya melihat dirak yang tersusun rapi dirak sana.
“Kesana aja, karna disana bukunya lengkap” tangan kananya menunjuk ke rak buku sedangkan tangan kirinya menggenggam pergelangan tangan Andre, bukankah adegan ini terbalik?
“Disana mahal, mending yang dipinggir-pinggar gini harganya lebih murah” tawar Andre tetapi masih mengiringi langkah Kianara.
“Benarkah? Boleh juga sih tapi kita lihat-lihat dulu yang disini ya.” Kianara satu persatu membaca buku yang dilihatnya, setelah mendapatkan buku yang ia inginkan langsung menuju ke kasir.
Kami berdua juga memutuskan untuk mencari buku di pinggir-pinggir jalan dan menyebrangi jalan untuk menuju toko buku rokemendasi Andry. Saat memasuki toko buku tersebut, mata Kiana langsung menuju kebarisan buku novel.
Susunan buku di rak begitu rapi, buku pun di susun berdasarkan genre novel membuat Kianara bernafas lega. Ketika Kiana mengambil salah satu buku dari rak tersebut, dia melihat Fian.
“Kayak Fian? tapi masa sih” Kiana langsung pindah ke rak buku yang lain dan matanya tetap terfokus pada sosok mirip dengan Fian.
Daaar!!!!!
“Eh Fian!” Karena terkejut Kiana tanpa sadar menyebutkan nama Fian.
“Andre bukan Fian” Wajah manis Andre berubah menjadi dingin dan terlihat dia sangat cemburu dengan Fian.
“Lu sih bikin kaget aja” Kiana menepuk pelan bahu Fian
“Maaf” ada suara enggan yang terdengar dari nada bicara Andre serta memaksa tersenyum.
“Tuh kan jadi hilang” Kiana memajukan bibir bawahnya, saat pandangan teralihkan.
“Apa yang hilang? lu ngeliati siapa sih?” Andre berpura-pura tidak mengerti dan mencoba menggoda Kiana.
“Serah!” Kiana langsung menuju kasir untuk membayar buku novel yang dia pegang.
“Nyeseli banget jadi orang” Kiana menggerutu dalam hatinya, dia masih melirik kanan dan kiri mencari sosok yang mirip dengan Fian. Tiba-tiba ada yang memukul pelan pundak Kiana, karena kaget dia langsung menoleh kearah belakang.
“Nyariin gue bu?” Fian menatap Kiana dan tersenyum, Kiana hanya tertunjuk malu saat Fian sudah didepannya, ia langsung keluar dari toko buku dan membatalkan niatnya untuk membeli buku. Fian hanya tersenyum simpul melihat tingkah lucu Kiana.
“Mampus, gue kenapa sih? ahhhh seneng banget rasanya bisa ketemu Fian di luar sekolah” jantungnya berdebar, wajah memerah seperti memakai hiasan blush on.
Tiba-tiba smartphone dari dalam tasnya dan melakukan panggilan, berdering…
“Halo nak, ada apa?” Tanya suara lembut pada Kiana tak lupa Kiana juga meminta Ayah untuk dijemputnya ditoko buku langganannya.
“Yaudah tunggu disana, Ayah jemput sekarang” Ayah langsung menutup telpon dan langsung menuju ketempat toko buku.
Kiana menyebrang jalan dan langsung menuju ke toko langganannya.
“Eh Andre kemana?” Kiana baru sadar kalau dia pergi tanpa pamit sama Andre, Kiana mengirim pesan pada Andre kalau dia ada ditoko buku pertama kali kami datangi.
Saat Kiana menikmati minuman yang telah ia pesan, dia duduk dibangku untuk beristirahat. Dengan nafas terengah-engah Andre yang melihat Kiana ada diseberang jalan langsung menghampiri Kiana.
“Huhhh huhhhh, Lu dari mana sih?” Andre memegang dadanya dan mengatur nafas pelan-pelan.
“Maafin gue ya. Tadi lupa pamitan, Mau es?” Kiana menyodorkan es plastik pada Andry. Tanpa basa basi Andry langsung meminum habis es yang ditawarkan Kiana .
“Lah, kok? Hahaha” Kiana heran melihat es itu habis dalam hitungan detik dan membuat Kiana tertawa.
“Kenapa” tanya Andre bingung dengan sikap Kiana.
“Itukan es gue, kok langsung diminum gitu sih. Padahal es lu masih dibikini tuh sama kang es”
“Yah, gue kira lu mau ngasih es yang lu pegang” Andre dengan bodo amat yang penting es-nya sudah habis diminum.
“Enggak mungkinlah, tapi mau gimana lagi es-nya udah habis lu minum?” Kiana tekekeh melihat tingkah Andre siang ini.
“Iya nggak apa-apa, by the way tadi ditoko buku beneran ada Fian” tanya Andre yang ikut penasaran.
“Iya bener, gue aja kaget tapi ya senyumnya itu bikin luluh banget hihih” Seketika wajah Kiana memerah saat dia membayangkan senyuman Fian
“Kalo gue gimana?” Tanya Andre serius, dia ingin menyakinkan dirinya jika penolakan tidak terjadi padanya.
“Apanya?” Kiana menjawab polos.
“Orangnya” Andry tersenyum.
“B aja sih, memangnya kenapa? awas lu ntar naksir gue hihihi” ledek Kiana pada Andre dengan santainya dan menggoda Andre.
“Memang udah naksir!” Andre menjawab lirih.
“Gue sarani, nggak usah naksir sama gue. Soalnya gue udah gimana gitu sama Fian. Hahaa pd banget yaa gue.” Kiana tertawa dengan apa yang baru saja dia katakan.
Andre hanya bisa tersenyum tanpa jawaban. Matanya kosong meski bibirnya tersenyum, dia hanya bisa menerima penolakan dari Kiana.
“Gue duluan ya.. Soalnya nyokap udah jemput tuh” Kiana melambaikan tangan pada Andre “Maafin gue ya” ucap Kiana dalam hati.
“Halo Om” sapa Andre dengan Ayah Kiana
“Iya nak, Om sama Kiana duluan. Kamu hati-hati pulangnya.” Senyuman ayah terlihat diwajahnya.
This website uses cookies.