Cari

Novel

Risalah Hati Bab 5: Tak Terbalas

TAK TERBALAS

Kiana masuk ke dalam kelas dan langsung di kursinya, ia melamun setelah kejadian yang menimpanya tadi. Niat hati ingin meleraikan perkelahian tapi tamparan keras mendarat dipipiny.

“Nggak usah melamun, pamili woy” Iis menempelkan minuman dingin di wajah Kiana untuk mengurangi warna memar diwajahnya.

“Makasih” Kiana tersenyum dan menempelkan minuman dingin dipipinya dengan pelan-pelan.

“Sih Andre tadi kelihatan khawatir banget sama lu” Iis memulai obrolan dengan Kiana.

“Lah kenapa?” Jawab Kiana polos.

“Kayaknya dia suka deh sama lu hihihi” Iis mencolek dagu Kiana.

“Aw! sakit tau. Pasien nih gue” canda Kiana pada sahabatnya.

“Uh cayang cayang, maafi gue ya hehe” menanggapi kelucuan Kiana dengan membantu Kiana menempelkan minuman dingin itu dipipinya Kiana.

“Lu tau kan gue itu sukanya sama siapa? Fian!” Kiana menjawab dengan yakin atas perasaannya saat ini.

“Ya siapa tau ajakan lu bisa pindah kelain hati gitu” Iis mengerutkan dahinya dengan mantap.

Saat kami mengobrol bersama, Ciko yang tiba-tiba datang langsung menghampir meja kami.

“Kok lu bisa kena tampar?” tanpa basa basi Ciko langsung nanyakan apa yang sedang terjadi dengan dia.

“Biasa ada orang kesurupan” jawab Iis sekenanya.

“Andre sampai keluar ruangan kelas Sains gara-gara dengar kabar lu ditampar sama sih Gea” Ciko duduk di depan kursi Kami dengan rasa penasaran yang sudah telihat jelas dari sudut matanya.

“Nah sekarang si Andre kemana?”

“Oh iya, yah. Tadi sih di belakang gue pas mau jalan kekelas tapi sekarang kok nggak ada?” Kiana menoleh kekanan tetapi sosok yang dia cari belum ketemu.

“Eh kalian berdua ikutan lomba atau gimana?” Tanya Iis pada Ciko.

“Kami berdua ikut karena perwakilan dari sekolah mumpung masih bisa ikut” Ciko menjawab dengan optimis.

“Semangat ya, semoga kalian menang” Kiana memberikan semangat dengan mereka berdua

Ciko mengangkat kedua bahunya mereka berdua memang berbeda, Andre yang begitu semangat belajar sedangkan Ciko seperti keharusan saja dia mengikuti lomba Sains.

“Manfaati kesempatan emas, soalnya ada yang kepingin ikut tapi nggak bisa kan” jawab Kiana untuk Ciko supaya tidak ogah-ogahan dalam belajar.

“Nah, dengeri ibu guru kita satu ini hahaa” Iis ketawa ringan.

“Hahaa doakan saja” jawab Ciko dengan santai.

“Nah itu sih Andre” Iis menunjuk kearah Andre.

Ketika melihat Andre kami bertiga melambaikan tangan. Saat itu juga Indri dan Gea masuki kelas dan duduk dimejanya masing-masing.

“Gea! lain kali lu jaga sikap ya!” ketus andre yang langsung mengahampir meja Gea tanpa basa-basi.

“Hah, sikap yang mana?” Jawab Gea yang pura-pura lupa akan kejadian tadi.

“Awas saja, kalau lu menampar Kiana lagi” kecam Andre pada Gea.

“Lah kok gitu sih, kitakan temenan udah lama. kok lu belain Kiana sih!” Gea menjadi kesal dengan sikap Andre yang tiba-tiba membela Kiana bukan dia pada mereka sudah berteman sejak lama.

“Karna kita temenan makanya gue ingeti” Andre mengangkat alisnya.

Gea dan Andre memang sudah berteman sejak mereka sama-sama duduk meja SMP dan kedua orang mereka saling kenal dan Andre beberapa kali berkunjung kerumah Gea bersama kedua orang tuanya. Mereka sangat akrab dan semakin dekat banyak juga yang mengira mereka dua sejoli dan pasangan yang sangat serasi jika bersama.

**

Jam pulang sekolah, satu persatu dari kami meninggalkan kelas. Kiana ingin keluar pintu gerbang tiba-tiba dia di panggil bu Sita.

“Kia, kamu lihat Fian nggak?” tanya bu Sita padanya.

“Nggak bu, kayaknya kelasnya udah kosong. Memangnya ada apa bu” tanya Kiana pada bu Sita.

“Oh gitu ya.. terima kasih ya Kia”

“Iya bu sama-sama”

Kali ini Kiana menunggu bus dihalte dekat sekolah, karena rencananya dia hari ingin pergi ke kota untuk membeli beberapa buku baru. Kiana duduk dihalte sambil menikmati minuman es teh yang dia beli dekat halte, sekitar lima belas menit bus yang ditunggu belum juga kunjung datang.

“Ikut gue yok” Kiana kaget saat Andre di depannya.

“Memang sudah punya SIM?”

“Sudah, mau kemana kok nggak bareng sama Iis?” Tanya Andre pada Kiana yang duduk sendirian di halte

“Hmm mau ketoko buku” jawab Kiana sambil tersenyum.

“Yaudah sekalian aja, gue juga mau cari untuk keperluan lomba” tawar Andre pada Kiana

“Nggak Andre makasih, nah itu bus nya udah datang. Duluan yah Dahh!” Kiana meninggalkan Andre dan naik memasuki bus.

This website uses cookies.