Selesai makan Iis dan Kiana membantu ibu membereskan sisa makanan dan membersih meja makan, Kiana langsung mencuci piring dan Iis membantu untuk membilas piring yang sudah dicuci.
Sedangkan Andre mengobrol dengan Ayahnya Kiana, bahasan mereka seperti serius tapi terlihat santai.
“Nak Andre nanti lanjut kuliah kemana?” Ayah Kiana bertanya pada Andre
“Rencananya mau ambil fakultas kedokteran, Om” jawab Andre santai.
“Bagus itu, kuliah dimana?” timbal Ayah.
“Maunya di kota B, inginnya merantau biar bisa melihat dunia luar juga om. Karna kan Andre anak cowok sendiri jadi Andre harus belajar mandiri” senyum tipis Andre.
“Iya semoga kamu sukses ya nak Andre” ayah Kiana menepuk-nepuk pundaknya Andre.
“Ayah cerita tentang apa sih kok seru banget kayaknya” sambung Kiana yang tiba-tiba datang sambil membawa teh hangat dan biskut. Mereka berdua lagi-lagi senyum manis tanpa menjawab perkataan Kiana. Dengan santai Kiana pun meninggalkan mereka berdua dan langsung menuju ke kamarnya.
“Kiaa, Gue sama Andre pulang dulu ya. by the way buku Andre lu bawa semua deh nanti kalo udah baru kasih ke gue lagi. Gue mau istirahat penuh dulu ngisi tenaga hahaha” Kiana mengedipkan mata kanannya.
“Serius lu! yakin yaahhh yaudah besok kalau udah selesai cuss gue bawa kesini lagi deh.” Iis mengacungkan kedua jempol tangannya pada Kiana.
Iis dan Andre berpamitan untuk pulang karena sudah sore dan berjanji akan datang kerumah Kiana setiap hari. Mereka berdua melambaikan tangannya dari jauh dan tidak lupa Iis memberi finger love pada Kiana dan langsung dibalas oleh Kiana.
Kiana menganggukkan kepala dan lembaikan tangannya untuk sahabatnya dan kembali kekamar.
Hari ini ada banyak yang membuatnya bahagia tetapi ada rasa kecewa sedikit karena dia tidak bisa untuk menatap Fian lebih lama.
“Akhirnya sepi lagi” Kiana menjatuhkan tubuhnya dan tidur terlentang. Kiana menatap langit-langit kamarnya
“Oh iya, tadi Fian ngasih apaan ya” Kiana langsung sadar dengan apa yang dikasih Fian dengannya. Dia mencari dimana kantong tadi letakkan.
“Dimana sih” Kiana menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil mencari-cari kantong.
“Ah diruang tamu” Dia langsung berlari menuruni anak tangga dan langsung menarik kantong hitam yang tergeletak dikursi.
“Ketemu” rasa penasaran Kian memuncak dan Taraaaaa……..
“Boneka doraemon?” Kiana menundukkan kepalanya.
Kiana bukan membenci boneka, tetapi…. Kini tatapan Kiana kosong dan kepalanya begitu sakit dan ia langsung pingsan diruang tamu. Ibu Kiana yang kaget melihat Kiana pingsan langsung melempar boneka tersebut keluar dan berteriak hiteris memanggil suaminya.
“Ayaahhhh…. Kiana Yaaaahhhhh!” ibu Kiana teriak memanggil suaminya dengan bibir yang gemetar memeluk Kiana dengan erat didekapannya.
“Apaaa! aada aaaa apaaa!” Ayah yang melihat ikutan terkejut dan langsung mengambil kunci mobil.
“Kiana!! Kianaaa!!!”
Orangtua Kiana langsung membawanya kerumah sakit terdekat dan akhirnya Kiana harus di opname dirumah sakit tersebut. Ibu Kiana tak henti-hentinya menangis melihat anaknya yang berbaring lemah dan belum juga sadarkan diri.
This website uses cookies.