-PERUSAK MOOD YANG HANDAL-
Pagi yang begitu cerah menambah semangat Kia untuk menuju kesekolah, karena ayah dan ibu hari ini luang mereka berdua bisa mengantarkan putri satu-satunya kesekolah.
“Ayah sama Ibu boleh nggak ikut Kia sekolah?” tanya Ayah Kia yang memandang anaknya yang sedang menuruni anak tangga.
“Serius, Ayah.. Ahhhhh senangnya” kini semangat Kia makin meningkat dua kali lipat.
“Yuk berangkat” Ibu Kia menggandeng anaknya yang sudah melebihi tinggi badannya.
Sebelum masuk gerbang sekolah Kia mencium tangan kedua orang tuanya, setelah itu dia melangkahkan kakinya menuju ke kelas.
“Kia” teriak kencang Oliv menyapa sahabatnya. Kia menoleh dan tersenyum manis pada sahabatnya.
“Bagaimana hasil kumpul OSIS kemarin? Aku denger-denger kamu kemarin ngeledeki Kak Fian ya?” Oliv mencolek pipiku dengan gemes.
“Ihh, apaan sih. Mana ada, itu fix hanya kesalahan pahaman aja sih nggak usah di urusi nantinya gosipnya hilang sendiri.” jawab Kia dengan santai.
“Okee, Next saat istirahat ceritain ya gimana kejadian kemarin. Kan enak kalo langsung dengar dari sumbernya hahaha” ledek Oliv pada Kia membuat Kia menggelengkan kepalanya.
Kia memasuki kelasnya, tatapan dingin apa lagi ini. Mood sudah bagus dan cerah kenapa harus berubah jadi dingin dan suram, entahlah mungkin hanya perasaan Kia saja dan Kia duduk di bangku miliknya.
Tetapi tatapan itu semakin lama memandang kearahnya. Membuat Kia menjadi kurang nyaman dengan suasana kelas, Kia pun memilih pergi kekantin untuk membeli minuman sebelum kelas dimulai.
Bukan hanya di kelas ternyata dikantin semua orang bergosip tentang dirinya, hanya kerena kejadian kemarin. Hal sepele padahal, kenapa harus dibesar-besarkan.
Tungu-tunggu ini masalah yang mana? Apakah memang masalah ini berdampak dengan citra sekolah? Ah, tidak mungkin.
Kia cepat-cepat mengambil minuman dan membayar minuman yang dia ambil. Kia tidak ingin menghiraukan gosip tentangnya. Tetap ada perkataan yang membuatnya sedikit sedih.
“Alay, cewek caper!”
Siapa? Kata-kata itu seperti tertuju pada Kia, membuat Kia makin melebarkan langkah kakinya untuk balik menuju kekelas.
“Liam, kenapa duduk disini” tanya Kia karena memang ini bangku miliknya.
“Masuk” titah Liam singkat. Tanpa bertanya Kia menuruti perkataan Liam.
“Fian siapa? Topik pagi ini bikin panas telinga” tanpa basa basi Liam langsung bertanya
“Huhhhfhh” Kia menghela nafas pelan. “Nggak ada apa-apa mungkin para penggemar kak Fian aja yang salah paham”
Kia memangku pipi dengan tangan kanannya. “Lucu!” sedangkan Liam tersenyum melihat ekpresi wajah Kia membuatnya makin mengagumi Kia.
Semua berjalan lancar, seketika gosip yang tadi hangat tersiram air dingin dan hening. Kia selalu pergi ke perpustakaan untuk menenangkan pikirannya.
Suasana yang sepi dan tenang dan susunan buku yang begitu rapi adalah obat penenangnya. Hingga akhirnya Kia tertarik pada satu buku di ujung rak sana, Kia tersenyum.
“Dapaaa” tiba-tiba buku tersebut ada yang mendahului Kia mengambil bukunya. Kia melirik kesal, tanpa sadar Kia merampas buku tersebut dari cowok yang belum pernah dia jumpai disekolah ini.
“Akhirnya dapat, kamu tuh beneran nggak sopan ya” Kia meninggalkan cowok dan langsung memilih tempat duduk.
Tok.. Tok.. Tok..
“Apa lagi” jawab Kia lirih dan pelan
“Kamu adalah perusak mood yang handal” kata-kata yang keluar dari seseorang yang baru dikenal makin membuat Kia begitu geram.
“Kamu tu siapa sih!” tiba-tiba suara keras Kia membuat kebisingan didalam perpus.
“Sok banget! Kenal juga nggak” Kia menarik dasi cowok tersebut.
“Arkhan Hiqara, Kianara keluarr dari sini kalian ribut diluar sana! Jangan disini!” perintah ibu Novi.
*
Tidak ada tempat nyaman bahkan dilingkungan sekolah sendiri. Kiana yang begitu kesal menatap Arkha penuh dendam, sedangkan Arkha hanya mengangkat alis sebelah kanan dan meninggal cewek yang nggak jelas.
Kiana yang kesal menendang botol yang berada tepat di depannya. Brukkk!
Putar balik!
Tanpa sepengetahuan Kiana botol itu tepat mendapat dibagian belakang Arkha, membuat baju sekolahnya basah.
“Kamu… Kia! Sini kamu arghhh” teriak Arkha membuat langkah kaki Kiana terhenti dengan terpaksa Kiana menoleh kebelakang.
“Ohhh ups” Kiana yang kaget melihat rambut dan baju Arkha yang basah karna perbuatan tak sengajanya.
“Maaf, nggak sengaja” Kiana berlari menuju kekelas.
**
Waktu pulang sekolah tinggal beberapa jam lagi, tetapi Kiana sedari tadi menguap terus. Liam yang melihat tingkah cewek disamping tersenyum simpul dan tersipu malu.
Kelas yang tadi hening seketika menjadi ramai seperti kelas anak TK, saat Ibu Mega memberikan tugas kelompok membaca puisi berpasang-pasangan dengan tema cinta.
Kiana langsung tersenyum menatap Liam dengan wajah misteriusnya, membuat Liam mengerutkan dahinya dan mengangkat bahunya.
“Ian, satu kelompok ya kita?”
“Nggaklah, Ian mah cocoknya sama aku tahu. Bagaimana Ian mau satu kelompok nggak sama aku?”
“Ikut aku ajalah Ian nanti kamu terima beres aja deh, semua aku yang buat puisinya. Deal?”
Kiana hanya menggelengkan kepalanya melihat teman kelasnya, begitu antusias satu kelompok dengan Liam.
“Maaf ya girl, sepertinya aku pilih Kiana sebagai teman tugas kali ini” Liam memberikan senyuman termanisnya.
“Yahh, nggak apa-apa deh lain kali pilih aku ya” sambil mengedipkan mata siswi itu kembali ketempat duduknya.
Bunyi bel telah berbunyi dengan semangat kami membereskan semua buku dan alat tulis dan akan menuju kerumah masing-masing.
Oliv yang sudah setia menunggu didepan kelas Kiana. Kali ini mereka bertiga akan pergi ketoko buku dekat rumah Oliv serta dia akan membantu tugas Kiana dan Liam kali ini.
“Kita ada tugas bikin puisi berpasang-pasangan, temeni kita ya Olivku” rayu Kiana dengan sahabatnya.
“Dapet apa nih gue!” ledek Oliv membuat Kiana dan Liam tertawa renyah.
“Mau apa ntar aku yang bayar” sahut Liam
“Deal!”
Akhirnya mereka bertiga menuju ketoko buku terlebih dahulu. Seperti biasa Kiana dan Oliv menaiki bus dan Liam mengendarai sepeda motornya.
“Oliv…” rengek Kiana pada sahabatnya.
“Hmm, apa? Kenapa? Ada apa lagi? Tanya Oliv.
“Kesel!” Kiana memajukan bibir bawahnya dengan menekuk wajahnya.
“Hahaha, ada apa nih?” ledek Oliv
“Sumpah yah, tu orang perusak mood paling handal tauuuuu!! Ahh kesel!” gerutu Kiana.
“Terusss?” sahut Oliv
“TAHU DAH!”
“Dih nggak jelas” jawab Oliv padahal dia penasaran dengan apa yang terjadi dengan sahabatnya.
“Arkhaaaann!!” gumam Kiana pelan.
“Oh iyaa, tuh anak tadi masuk kelas rambuh dan bajunya basah? Jan.. Jangaann ulah kamu?” Oliv menatal Kiana dengan rasa penasarannya.
Kiana hanya menganggukkan kepalanya.
“MAMPUS!” celetus Oliv