Cari

Novel

Bagian 1 (Satu): Benang Merah Milik Kia

-PERKENALAN-

Semua jalan di kota Palembang dipadati oleh lalu lintas kendaraan. Benar saja saat pukul 7:15 am jembatan Ampera dipenuh kendaraan dan membuat jalanan macet.

Bus yang ditumpangi Kia tiba-tiba berhenti mendadak. Semua penumpang melihat kesamping bus, siapa sangka kecelakaan terjadi tepat saat Kia menoleh kearah kanan.

Tatapan mata Kia tertuju pada sosok laki-laki yang begitu antusias menolong korban kecelakan. Penumpang dalam bus yang tumpangi Kia satu pun tidak ada yang turun dari bus, mereka semua hanya sibuk membuat video dan foto melalui ponsel yang genggam. Saat jalani sudah mulai aman bus pun melanjutkan perjalanan.

Kia berjalan keujung bus dan pandanganya masih menatap sosok laki-laki yang sedang antusias menolong korban. Kia tersenyum, laki-laki itu pun melirik kearah bus karena dia merasa ada yang mengamati dirinya sedari tadi. Kia dan laki-laki itu saling menatap.

*

Kia, memiliki nama lengkap Kiana Indira. Wanita cantik dan terlahir sebagai wanita kaya raya, disekolahnya kedua orang tua Kia adalah sponsor utama SMA Harapan Bunga sekolah Swasta di Palembang.

Dari kejauhan seorang siswi imut melambaikan tangan kearah Kia yang berjalan semakin dekat dengannya. Siswi tersebut adalah Oliv sahabat Kia dari TK, dia memiliki sifat yang ceria dan ramah.

“Tumben jam segini datang?” Tanya Oliv padanya.

“Ada kecelakaan saat dijalan.” Jawab Kia

“Kamu naik bus?” Oliv menatap Kia dengan mimik wajah penasaran.

“Iya.” Jawab singkat Kia.

Didepan kelas X ruang A mereka berdua berhenti dan berpisah sambil tersenyum.

“Aku masuk duluan ya, see you pas jam istirahat dan pulang sekolah.” Oliv tersenyum dan dibalas dengan Kia.

Ditengah jam pelajaran berlangsung, terdengar ketokan dari luar pintu kelas. Karena suara ketokan semua murid melirik kearahan pintu. Krekkk! Pintu kelas dibuka, semua murid bersorak gembira.

Wali kelas X ruang C memasuki kelas dan mengajak seorang murid baru, Kia terkejut saat melihat sosok yang memasuki kelasnya adalah orang yang dia lihat pagi tadi.

Suasana kelas yang hening langsung berubah menjadi ramai, semua murid dikelas bersorak gembira melihat murid baru yang memiliki sosok seperti tokoh dalam dunia komik. Yah, dia memiliki wajah tampan, Begitu sempurna. Dia pun memperkenalkan dirinya saat wali kelas menyuruhnya untuk memperkenalkan diri.

“Ehem…” Menarik nafas “Perkenalkan nama saya Wiliam Wicaksana, biasa dipanggil Liam. Salam kenal semua” Liam mencoba tersenyum.

“Dih!” Suara ketus Kia membuat semua orang menatap kearahnya.

“Eh.. sorry.” Kia tersenyum palsu tanpa dosa.

Wali kelas pun menunjuk kursi kosong yang berada tepat disebelah Kia, pelajaran pun dilanjutkan. Saat jam istirahat Oliv langsung menghampiri kelas Kia untuk mengajaknya makan siang dikantin.

Melihat Oliv menunggunya di depan kelas, Kia pun beranjak dari tempat duduknya dan langsung menggandengan tangan Oliv. Namun tetapi, pandangan Oliv kini tertuju pada sosok yang belum pernah dia lihat.

“Itu siapa?” Oliv menunjuk kearah Liam.

“Oh, murid baru. Namanya Liam” Jawab Kia

Mereka berdua pun berjalan menuju kantin, memesan makanan dan memilih tempat duduk. Lagi-lagi Oliv menoleh kekanan dan kekiri membuat kia bertanya-tanya, ada apa?  kenapa semua orang menatap kearah luar kantin?.

Why?” Tanya Kia penasaran karena melihat sahabatnya seperti orang kebingungan.

“Tuhhhh.” Oliv menunjuk kearah Liam.

“Dih!” kata yang kedua kalinya didengar oleh telinga Liam.

Oliv menatap sahabatnya, biasanya Kia jarag sekali berkomentar tentang seseorang tapi hari ini Kia mengeluarkan kata jimatnya atau kata andalannya.

“Dah. Kita makan aja deh, udah laper banget aku” Kia mengajak Oliv untuk menyantap makan yang telah mereka pesan.

Mereka mengobrol ringan, tersenyum dan sesekali tertawa saat menuju kekelas. Kebiasaan Oliv yang membuat Kia selalu kesal dengan sahabatnya adalah harus ketoilet sebelum masuk kelas.

“Kebiasaan deh, habis makan bukannya langsung kekelas malah ketoilet.” Kia menyilangkan tangannya.

“Biasalah hehe.” Oliv masuk ketoilet sedangkan Kia hanya menunggu diluar disamping pintu toilet. Saat Kia menunggu diluar sekelompok geng sekolah mendatanginya. Kia memalingkan wajahnya dan bersikap bodoh amat.

Tidak lama Oliv keluar dari toilet dan mengajak Kia kekelas. Saat Oliv memasuki kelas Kia berjalan sendirian menuju kekelas, Liam menyapa Kia dan tersenyum.

Kia hanya membalas dengan senyuman tipis dan langsung duduk bangku miliknya. dan pelajaran beikutnya dimulai. Tepat pukul 2:45 p.m bel dikantor berbunyi, guru meninggalkan kelas dan kami semua membereskan alat tulis dan keluar kelas.

Kia dan Oliv selalu menjadi siswi terakhir keluar kelas karena mereka berdua tidak pernah merasa nyaman kita berdesakan dipintu kelas saat jam pulang sekolah.

Mereka berdua bejalan santai melewati koridor sekolah, tiba-tiba… “Aww!” Kia terjatuh kelantai.

“Sakit tau!” Teriak Kia kesal dan mencoba bangkit dari lantai, Oliv langsung mengulurkan tangannya pada Kia.

“Hati-hati dong!” Ketus Oliv. Saat mereka berdua menoleh kearah belakang.

“Liam?” Mereka kompak menyebut nama tersangka yang telah menabrak Kian dari belakang.

“M~maaff.” Liam menatap Kia dengan perasaan merasa bersalah. “Mana yang sakit?” Tanya lirih Liam. Tanpa menjawab Kia menarik tangan sahabatnya dan cepat-cepat meninggalkan Liam.

Oliv menoleh sekali kearah Liam, wajahnya begitu merasa bersalah tapi memang Liam salah. Untung saja keadaan sekolah sudah mulai sepi yang melihat kejadian ini hanya mereka berdua saja.

**

Dihalte sekolah. Kia dan Oliv duduk dikursi halte menunggu bus datang, Oliv mencoba mencari topik pembahasan agar mood sahabatnya kembali menjadi normal. Namun, suasana hati Kia belum bisa diajak untul bercanda.

“Nah, akhirnya bus kita sudah sampai” Oliv berdiri dari tempat duduknya. Saat pintu dibuka dia menarik tangan Kia.

“Ayok.” Ajak Oliv pada Kia untuk segera masuk kedalam bus, Kia dan Oliv selalu memilih tempat duduk paling belakang untuk menghindari desak-desakan dalam bus.

Lagi-lagi bus yang naiki Kia tiba-tiba berhenti saat bus sedang melaju, pintunya kembali dibuka. Sontak saja penumpang bus langsung tertuju pada siapa yang akan memasuki bus.

“Aish! Siapa sih yang mau masuk” gumam Oliv dalam hatinya. “Hah! Nih orang kenapa lagi sih?” Sambung Oliv.

Perasaan Kia makin menjadi suram dan dingin. Saat dia melihat sosok yang masuk kedalam buat adalah Liam. Sementara Liam sibuk mencari sesuatu, dia tersenyum saat melihat Kia dan Oliv duduk diujung bus. Karena bus yang dia naiki sudah penuh terpaksa Liam berdiri dan berpegangan pada pegangan bus.

Satu persatu penumpang keluar dari dalam bus dan memberi jalan untuk Liam menghampir Kia dan Oliv, ketika Liam mendekat Kia teringat sesuatu dan ingatannya kembali pada kejadian tadi pagi.

Jaket coklat? Yah, jaket yang dikenakan Liam sama persis dengan Jaket yang dikenakan pada sosok laki-laki yang menolong korban kecelakaan tadi pagi.

“kamu… Hmm.. orang yang menolong korban kecelakaan tadi?” Kia membuka pembicaraan.

“Kalian berdua sudah saling kenal?” Oliv menunjuk Kia dan Liam.

“Dih! Mana ada.” Balas Kia sedangkan Liam hanya tersenyum.

Liam duduk disamping Kia dan sekali-kali melirik kearah Kia. Tentu saja Oliv mengamati tingkah Liam dan hanya senyum menunduk, Oliv memahami sesuatu pada Liam.

This website uses cookies.